KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS GANDUS
PALEMBANG
TAHUN 2010
OLEH
SERLI FEBRIANA
NIM : 08.03.050
AKADEMI KEBIDANAN
RIZKI PATYA PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK
2010-2011
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis
Ilmiah ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Didepan Dewan Penguji Ujian
Akhir Program Yang Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapat Gelar Ahli Madya
Kebidanan
Nama : Serli Febriana
NIM : 08.03.050
Program Study : Diploma III
Kebidanan
Judul : Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.
Palembang, Juli 2011
Mengetahui ,
Mengetahui ,
Direktur Akbid
Rizki Patya Pembimbing
(Dr.Dra.Hj.Husniyati Bastari,M.Kes) (Rosyati Pastuty, S.SiT. M. Kes)
NRPS : 32.0906.200755
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di Hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi
Kebidanan Rizki Patya Palembang dan Diterima Untuk Memenuhi
Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan
DEWAN PENGUJI :
- Rosyati Pastuty, S.SiT, M.Kes (………………………………)
Ketua
- Elita Vasrah, SST, M.Keb (………………………………)
Anggota
- Herdaisnita, SST (………………………………)
Anggota
Mengesahkan
Akademi Kebidanan Rizki Patya Palembang
Direktur,
(Dr. Dra. Hj. Husniyati Bastari, M. Kes)
NRPS : 32.0906.200755
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama :
Serli Febriana.
NIM :
08.03.050.
Tempat/ Tanggal
Lahir : Baturaja, 02 Februari
1991.
Agama : Islam.
Status : Belum
Menikah.
Nama Ayah
: Hamilin BSc.
Nama Ibu
: Farida Rostiati Spd.
Alamat
: Jalan Bambang Utoyo, Gang Majapahit
II No. 09 Kecamatan. Muara Enim,
Kabupaten. Muara Enim, Propinsi. Sumatra Selatan.
B.
Riwayat
Pendidikan
1.
TK
Islam Baturaja Tahun 1996.
2.
SD
Negeri 01 Muara Enim Tahun 2002.
3.
MTS
Negeri Muara Enim Tahun 2005.
4. SMA Negeri 03 Muara Enim Tahun 2008.
MOTTO DAN
PERSEMBAHAN
MOTTO :
·
Tidak usah sedih dan menyesali apa
yang telah lewat, tidak perlu takut
dengan apa yang belum datang, yang penting dengan PENUH SEMANGAT berbuatlah
yang terbaik di saat sekarang.
·
Manusia tidak selamanya benar dan
tidak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan
kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri.
KUPERSEMBAHKAN KEPADA :
·
ALLAH SWT, yang telah memberikan
segala nikmatnya yang tiada henti-hentinya…..
·
AYAH dan IBU, yang tiada kata lelah
selalu mendukung, memotivasi serta memberikan doa yang tulus untukku dan
memberikan apa yang terbaik yang mereka punya hanya untuk kesuksesan anaknya…..
Jerih payah dan setetes keringatmu adalah seribu semangat
yang telah mengantarkan anakmu sampai pada akhirnya berada dititik ini…..
TRIMA KASIH AYAH
IBU…..
·
Adik SINTA dan Adik FAHMI yang selalu
memberikan semangat, dan bisa membuatku tertawa dan ceria kembali pada saat
kepenatan datang.....
·
Ibu Rosyati Pastuty, S.SiT, M.Kes yang
selalu ada waktu kapanpun untuk diskusi dan tidak pernah bosan memberikan
bimbingan, nasehat, serta motivasinya (maaf yaa bu, serli sering ngerepotin
ibu…..(J )
·
Seseorang yang kelak menjadi Imam dan
Pasangan hidupku, yang masih rahasia
ALLAH SWT…..
·
Teman teman seperjuangan, Terima kasih atas kebersamaan,
kalian (Yuni, Mona, Ria, Peta, Ema…..(J )
·
Almamater tercinta…..
·
Semua pihak yang telah membantuku yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu…..
ABSTRAK
Febriana, Serli. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.
KTI, Akademi Kebidanan Rizki Patya Palembang.
Pembimbing
: Rosyati Pastuty, S.SiT, M.Kes
Kata Kunci : Umur, Paritas, Jarak Kehamilan, Ibu Hamil
Dengan Anemia.
Angka kematian
ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 307/100.00, kelahiran hidup
tingginya angka tersebut disebabkan antara lain oleh keadaan kesehatan dan gizi
ibu yang rendah selama masa hamil, terlihat dengan masih banyaknya kejadian
anemia Frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, diseluruh dunia berkisar
antara 10% dan 20%, Faktor umur, ANC, Paritas, dan Jarak Kehamilan, sangat
berkaitan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, karena umur ibu yang tidak
dalam keadaan reproduksi sehat dimana kehamilan <20 tahun dan >35 tahun,
ANC tidak sesuai standar, paritas yang tinggi dan jarak kelahiran yang terlalu
dekat dapat menjadi penyebab anemia (Amiruddin, 2007).
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur, paritas, dan jarak
kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010.
Desain penelitian ini bersifat survey
analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu hamil pada trimester III yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas
Gandus Palembang Tahun 2010 berjumlah 750 orang. Sampel diambil secara simpel random sampling dengan besar
sampel 150 orang. Uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil.
Dari hasil
penelitian, didapatkan umur ibu beresiko tinggi sebesar 50,0%, tingkat paritas
tinggi sebesar 50,9%, dan jarak kehamilan risiko tinggi sebesar 48,3%. Melalui
hasil analisis univariat yang menggunakan uji statistik Chi-Square α=0,000 berarti ada hubungan yang bermakna pada variabel
umur ibu, α=0,000
berarti ada hubungan yang bermakna pada variabel tingkat paritas ibu, α=0,001 berarti ada hubungan yang bermakna pada variabel
jarak kehamilan.
Kesimpulan
hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara umur, paritas, dan
jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dapat diterima atau
terbukti secara statistik. Saran bagi petugas kesehatan rekam medik Puskesmas
Gandus Palembang supaya menyediakan data yang mudah diakses demi kelancaran
penelitian yang akan datang.
Daftar
bacaan : 18 (2002-2011)
ABSTRACT
Febriana, Serli. 2011. Factors Associated with Genesis Anemia In Pregnant
Women in Health Center Gandus Palembang in 2010.
KTI, Academy of
Midwifery Rizki Patya Palembang.
Supervisor : Rosyati
Pastuty, S. SIT, M. Kes
Keywords : Age, Parity, Distance Pregnancy, Pregnant Women With Anemia.
Maternal mortality rate (MMR) in Indonesia is still very high, 307/100.00, high rates of live births was caused partly by the state of maternal health and nutrition during pregnancy are low, is still visible with the number of occurrences of iron nutritional anemia in pregnant women is 63, 5% (IDHS, 2003). The frequency of anemia in pregnancy is quite high, around the world ranges between 10% and 20%, due to a deficiency of food plays a very important role in the onset of anemia. Age factor, the ANC, Parity, and Pregnancy distance, is closely associated with the incidence of anemia in pregnant women, because age mothers who are not in a state of reproductive health which is pregnancy <20 years and> 35 years, the ANC is not standards-compliant, high parity and birth spacing that are too close can cause anemia (Amiruddin, 2007).
The purpose of this study
was to determine the relationship of age, parity, and spacing of pregnancy with
the incidence of anemia in pregnant women at health centers Gandus Palembang in
2010.
The design of this study
are analytical survey with Cross Sectional design. The population in this study
were all pregnant women at third trimester of their pregnancy at the health
center Gandus Palembang in 2010 amounted to 750 people. Samples were taken by
simple random sampling with a large sample of 150 people. Test statistics using
Chi-Square test to determine the factors associated with the incidence of
anemia in pregnant women.
From the research, obtained
the age of mothers at high risk of 50.0%, higher parity rate of 50.9%, and the
distance of high risk pregnancies by 48.3%. Through the results of univariate
analysis using Chi-Square statistical tests α = 0.000 means there is a
significant relationship to maternal age variable, α = 0.000 means there is a
significant relationship to the variable levels of maternal parity, α = 0.001
means there is a significant relationship to the variable spacing pregnancies .
Conclusion The hypothesis
that there is a significant association between age, parity, and spacing of
pregnancy with the incidence of anemia in pregnant women can be accepted or
proven statistically. Advice for health workers Gandus Palembang health center
medical records in order to provide data that is easily accessible for smooth
future studies.
Reading list: 18 (2002-2011)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2011”. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III
Kebidanan Rizki Patya Palembang. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah
kepada junjungan Kita Nabi Muhammad SAW
beserta para Keluarga, Sahabat, dan Pengikut sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa karya tulis
ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa mendatang dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran dari dosen
pembimbing ibu Rosyati Pastuty,S.SiT.M.Kes dan dari semua pihak, baik yang
diberikan secara lisan maupun tulisan. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih.
Kepada
:
1) Bapak Syamsul Bahri Selaku Ketua Yayasan Akademi
Kebidanan Rizki Patya Palembang.
2) Ibu
Dr.Dra.Hj. Husniyati Bastari, M.Kes Selaku Direktur Akademi Kebidanan Rizki Patya Palembang.
3) Bapak Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Selatan berserta
staf yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam pengambilan data untuk penelitian.
4) Pimpinan
dan staf di Puskesmas Gandus Palembang yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam pengambilan data untuk
penelitian.
5) Seluruh
Staf dosen dan karyawan Akademi
Kebidanan Rizki Patya Palembang
atas ilmu yang telah di berikan.
6) Orang
tua, saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa yang tulus dan
memberikan bimbingan moral maupun spiritual.
7) Teman-teman
seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.
Semoga
Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan
dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita dan
perkembangan ilmu pegetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Amin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Palembang, Maret 2011
Penulis,
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR
PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
DAFTAR RIWIYAT HIDUP............................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ............................................................................ 1
1.2
Rumusan
Masalah ....................................................................... 4
1.3
Tujuan
Penelitian ........................................................................ 4
1.4
Manfaat
Penelitian
...................................................................... 5
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kehamilan ................................................................................... 6
2.2
Konsep Dasar Anemia ................................................................ 8
2.3
Anemia Dalam Kehamilan .......................................................... 9
2.4
Faktor-faktor
yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu
Hamil ........................................................................... 14
BAB III KERANGKA
KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN
HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep ....................................................................... 18
3.2
Definisi Operasional ................................................................... 19
3.3
Hipotesis ..................................................................................... 21
BAB
IV METODELOGI PENELITIAN
4.1. Desain
Penelitian .......................................................................... 22
4.2. Populasi
Penelitian ........................................................................ 22
4.3. Sampel
Penelitian .......................................................................... 22
4.4. Lokasi
dan Waktu Penelitian ........................................................ 23
4.5. Teknik Dan Instrumen Pegumpulan Data ..................................... 24
4.6. Pengolahan
Data ........................................................................... 24
4.7. Analisis
Data ................................................................................. 25
BAB
V HASIL PENELITIAN
5.1.
Gambaran
Umum Puskesmas Gandus Palembang ..................... 26
5.2.
Analisis
Data ............................................................................... 31
BAB
VII PEMBAHASAN
6.1
Umur
........................................................................................... 37
6.2
Paritas
......................................................................................... 39
6.3
Jarak
Kehamilan .......................................................................... 41
BAB
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
................................................................................. 44
7.2
Saran
........................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
World Health Organization
(WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi pendarahan
pascapersalinan. Komplikasi paling sering dari pendarahan pascapersalinan
adalah anemia. Jika kehamilan terjadi pada seorang ibu yang telah menderita
anemia, maka pendarahan pascapersalinan dapat memperberat keadaan anemia dan
dapat berakibat fatal (Saifuddin, 2010).
Salah satu indikator tingkat kesehatan
yang penting dan tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 307/100.00 kelahiran
hidup, tingginya angka tersebut disebabkan antara lain oleh keadaan kesehatan
dan gizi ibu yang rendah selama masa hamil, terlihat dengan masih banyaknya
kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil yaitu 63,5% (SDKI, 2003).
Frekuensi anemia dalam kehamilan cukup
tinggi, diseluruh dunia berkisar antara 10% dan 20%. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang
sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat di pahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi dari negara berkembang seperti Indonesia. Menurut penelitian
Tjiong dalam Sarwono
(2007), frekuensi
anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, dan wanita hamil dengan Hemoglobin (Hb) 12 g/100 ml atau lebih
sebanyak 23,6%, dalam trimester I Hb rata-rata 12,3 gr/ml, dalam trimester II Hb rata-rata 11,3 g/100 ml, dan dalam
trimester III
Hb rata-rata 10,8 g/100 ml, Hal ini disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan
lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi
anemia dalam kehamilan menjadi meningkat (Sarwono, 2007).
Anemia pada umumnya terjadi diseluruh
dunia, terutama di negara berkembang (developing countries) dan pada
kelompok sosial-ekonomi rendah. Pada kelompok dewasa terjadi pada wanita usia
reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena mereka banyak yang
mengalami defisiensi Fe. Secara
keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di
negara maju (developed countries). Terdapat 12% di Amerika, wanita usia
subur (WUS) 15-49 tahun, adalah
11% wanita hamil
usia subur mengalami anemia. Sementara persentase wanita hamil dari keluarga
miskin terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan (dalam trimester I
terjadi anemia sebesar 8%, dalam trimester II terjadi anemia sebesar 12%, dan
dalam trimester ke III terjadi anemia sebesar 29%). Anemia pada wanita masa
nifas (pascapersalinan) juga umum terjadi, sekitar 10% dan 22% terjadi pada
wanita postpartum dari keluarga miskin (Fatmah, 2008).
Seorang wanita
hamil yang memiliki kadar Hb kurang dari 10 gr/ 100 ml disebut menderita anemia
dalam kehamilan, Karena itu, para wanita hamil dengan Hb antara 10 dan 12 g/
100 ml tidak dianggap menderita anemia patologik, akan tetapi anemia fisiologik
atau pseudoanemia (Sarwono, 2007).
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi
pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita
hamil yang lebih besar dari 50%. Hal yang sama diperoleh dari hasil penelitian
Wahyudin (2008) dimana prevalensi anemia ringan dan berat akan makin tinggi
dengan bertambahnya paritas.
Berdasarkan hasil
surfey cepat anemia gizi pada ibu hamil di Palembang pada tahun 2006 jumlah ibu
hamil yang mengalami anemia gizi sebesar 27,30%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan prevalensi anemia gizi dibandingkan hasil pengukuran kadar Hb tahun
2001 sebesar 20,06% (Data Kesehatan Provinsi Sumsel, 2007).
Faktor Umur, ANC,
Paritas, dan Jarak Kehamilan, sangat berkaitan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil, karena umur ibu yang tidak dalam keadaan reproduksi sehat dimana
kehamilan <20 tahun dan >35 tahun, ANC yang tidak sesuai standar, paritas
yang tinggi dan jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menjadi penyebab
anemia (Amiruddin, 2007).
Setiap tahun
sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia dalam keadaan hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman.
Namun, sekitar 15% menderita komplikasi
berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu.
Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun
(Saifuddin, 2010).
Kematian ibu dibagi
menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah
sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala
intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu
tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang
timbul sewaktu kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit
kardiovaskular (Saifuddin, 2010).
Berdasarkan
data di Puskesmas Gandus Palembang tahun
2008 jumlah ibu hamil dengan anemia sebesar 85 orang dari 1422 ibu hamil (5,9%), pada tahun 2009
jumlah ibu hamil dengan anemia sebesar 197 orang dari 1495 ibu hamil (13,1%),
sedangkan pada tahun 2010 jumlah ibu hamil dengan anemia sebesar 215 orang dari
1426 ibu hamil (15,1%).
Berdasarkan data
tersebut diatas dapat dilihat terjadinya peningkatan kejadian anemia selama
kurun waktu 3 tahun.
Berdasarkan latar
belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2011” .
1.2 Rumusan
Masalah
-
Meningkatnya kejadian anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010.
Pertanyaan peneliti
-
Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010?
1.3 Tujuan
Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui
hubungan umur ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus
Palembang Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui
hubungan paritas ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gandus
Palembang Tahun 2010.
3. Untuk mengetahui
hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Gandus Palembang Tahun 2010.
1.4 Manfaat
Penelitian
1.4.1
Bagi Institusi Pendidikan
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi bagi peserta
didik serta sebagai bahan bacaan/literature bagi mahasiswa Akademi Kebidanan
Rizki Patya Palembang.
1.4.2
Bagi Puskesmas Gandus Palembang
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi puskesmas untuk
meningkatkan mutu dan pelayanan, khususnya ibu hamil dengan anemia.
1.4.3
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti khususnya tentang anemia
dalam kehamilan dan sebagai upaya pencegahannya dan sebagai aplikasi langsung
ke lapangan dari mata kuliah Metodelogi Penelitian dan Biostatistika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kehamilan
2.1.1
Pengertian
Kehamilan
adalah masa di mulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Sarwono, 2006).
Kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira
280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43
minggu di sebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan
36 minggu disebut kehamilan prematur (Wiknjosastro, 2007).
2.1.2
Usia kehamilan
Menurut Hani (2010), kehamilan dibagi dalam 3
trimerter :
1. Trimester
I (konsepsi
sampai 12 minggu)
2. Trimester
II (13
minggu sampai 27 minggu)
3. Trimester
III (28
minggu sampai 40 minggu)
2.1.3
Diagnosis Kehamilan
Menurut
Hani (2010), diagnose kehamilan terbagi
menjadi tiga yaitu
:
1.
Tanda Tidak Pasti
Tanda tidak
pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali dari
pengakuan-pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.
Tanda tidak pasti
terdiri dari :
-
Amenorea (berhentinya menstruasi)
-
Mual (nausea) dan muntah (emesis)
-
Ngidam (mengingini makanan tertentu)
-
Syncope (pingsan)
-
Kelelahan
-
Payudara tegang
-
Sering miksi
-
Konstipasi atau abstipasi
-
Pigmentasi kulit
-
Epulis
2.
Tanda Kemungkinan
Tanda
kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
Tanda kemungkinan terdiri dari :
- Pembesaran
perut
- Tanda
hegar
- Tanda
goodel
- Tanda
Chadwicks
- Tanda
Piscaseck
- Kontraksi
Braxton hicks
- Teraba
Ballotement
-
Pemeriksaan
tes biologis kehamilan (planotest) positif.
3. Tanda Pasti
Tanda pasti
adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang dapat dilihat
langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti terdiri dari :
-
Gerakan janin dalam rahim
-
Denyut jantung janin
-
Bagian-bagian janin
-
Kerangka janin
2.2
Konsep Dasar Anemia
2.2.1. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi dimana berkurangnya
sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa Hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa
oksigen keseluruhan jaringan (Tarwoto, 2007).
Menurut WHO anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin lebih rendah dari batas normal
untuk kelompok orang yang bersangkutan.
2.2.2.
Kriteria Anemia
Kriteria Anemia
menurut WHO adalah :
1.
Wanita
dewasa tidak hamil : Hemoglobin
<12 gr%
2. Wanita
hamil :
Hemoglobin <11 gr%
2.2.3. Derajat
Anemia
Menurut Tarwoto, (2007) Departemen Kesehatan menetapkan derajat anemia
sebagai berikut :
1.
Ringan
sekali :
Hb 11 g/dl - batas normal
2.
Ringan : Hb
8 g/dl - <11 g/dl
3.
Sedang : Hb 5 g/dl - <8 g/dl
4. Berat
: Hb <5 g/dl
2.3. Anemia
Dalam Kehamilan
2.3.1. Pengertian
Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin <11 gr% pada trimester
I dan III atau pada trimester II kadar Hemoglobin <10,5% (Sarwono, 2002).
Anemia adalah
penurunan jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi
darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai tingkat hemoglobin <12,0 g per 100 mL (12 g/ dL) darah
pada wanita tidak hamil dan <10,0 g per 100 mL (10 g/dL) darah pada wanita
hamil (Varney, 2004).
2.3.2. Penyebab
Penyebab utama
anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan makanan sumber Fe (Fatmah,
2008).
Menurut Tarwoto (2007), penyebab anemia pada
umumnya adalah sebagai berikut :
-
Kurang gizi (malnutrisi)
-
Kurang zat besi
-
Malabsorpsi
-
Kehilangan darah banyak seperti
persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
-
Penyakit-penyakit kronik seperti TBC
paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain
2.3.3. Tanda
dan Gejala
Menurut Varney
(2004) walaupun
tanpa gejala, anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala sebagai berikut :
-
Lelah dan mengantuk
-
Pusing dan lemah
-
Masuk angin
-
Sakit kepala
-
Rasa tidak enak di lidah
-
Kulit pucat
-
Mukus membran pucat
-
Kuku tangan pucat
-
Pernah mengalami menstruasi berlebihan,
Khususnya dalam durasi beberapa hari
-
Sejarah kehamilan yang berdekatan
-
Sejarah anemia saat hamil
-
Hilang nafsu makan, mual, dan muntah
2.3.4.
Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
1. Anemia
Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan jenis
anemia terbanyak didunia. Terutama pada negara miskin dan berkembang. Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan
keadaan hiprokromik (kosentrasi hemoglobin kurang) (Tarwoto, 2007).
Penyakit ini
lebih dikenal dengan penyakit kurang darah, yang disebabkan kekurangan zat besi
dalam jumlah yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kehilangan zat besi
yang meningkat disebabkan oleh investasi cacing (Tarwoto, 2007).
2. Anemia
Megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena kerusakan
sintesis DNA yang mengakibatkan tidak sempurnanya SDM. Keadaan ini disebabkan karena defisiensi Vit B12 (Cobalamin)
dan asam folat. Karakteristik Sel SDM, dalam darah dan sumsum tulang. Sel
megaloblas ini fungsinya tidak normal, dihancurkan semasa dalam sum-sum tulang
sehingga terjadinya eritropoesis tidak efektif dan masa hidup eritropoesis
lebih pendek (Tarwoto, 2007).
3.
Anemia Hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan
karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia
hipoplastik dalam kehamilan (Sarwono, 2007).
Etiologi anemia hipoplastik karena
kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan
oleh sepsis, sinar Roentgen, racun, atau obat-obat. Dalam hal yang terakhir
anemianya dianggap hanya sebagai komplikasi kehamilan (Sarwono, 2007).
Karena obat-obat penambah darah tidak
memberi hasil, maka satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah
tranfusi darah, yang sering perlu diurai sampai beberapa kali (Sarwono, 2007).
4. Anemia
Hemolitik
Anemia Hemolitik adalah anemia yang
terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah merah. Dalam keadaan normal,
sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan
dan sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya
(Kusumawardani, 2010).
Jika suatu penyakit menghancurkan sel
darah merah sebelum waktunya (hemolisis), sumsum tulang berusaha
menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai
10 kali kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah merah melebihi
pembentukannya, maka akam terjadi anemia hemolitik (Kusumawardani,
2010).
2.3.5.
Pengaruh Anemia dalam Kehamilan
Anemia dapat
berpengaruh terhadap kehamilan, baik itu selama kehamilan, dalam masa
persalinan, pada masa nifas dan memberikan pengaruh juga pada janin yang ada
dalam kandungan (Sarwono, 2007).
Menurut Sarwono (2007)
Penyulit yang dapat timbul akibat anemia, seperti :
1. Abortus
2. Partus
prematurus
3. Partus
lama karena inertia uteri
4. Pendarahan
post partum karena Antonia uteri
5. Syok
6.
Infeksi,
baik intrapartum maupun post partum
7.
Anemia
yang sangat berat dengan Hb <4 gr/100 ml
Hipoksia akibat
anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan sulit, walaupun
tidak terjadi pendarahan.
Menurut Sarwono (2007) bagi hasil
konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik, seperti :
1. Kematian
mudigah
2. Kematian
perinatal
3. Prematuritas
4. Terjadi
cacat bawaan
5. Cadangan
zat besi kurang
2.4.
Faktor-faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
2.4.1. Umur
Keadaan yang
membahayakan saat hamil dan meningkatkan bahaya terhadap bayinya adalah usia
saat <20 tahun atau >35 tahun. Kejadian anemia pada ibu hamil pada usia
<20 tahun, karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi lebih banyak untuk
keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang akan dikandungnya (Wahyudin,
2008).
Secara teori
umur <25 tahun secara biologis mentalnya belum optimal dengan emosi yang
cenderung labil,
mental yang belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kekurangannya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat gizi
terkait dengan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering
menimpa diusia ini. Berbagai faktor yang saling berpengaruh dan tidak menutup
kemungkinan usia yang matang sakalipun untuk hamil yaitu usia 25-35 tahun angka
kejadian anemia jauh lebih tinggi (Herlina, 2009).
Umur <20
tahun membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri
serta janin yang akan dikandungnya. Sedangkan zat besi yang dibutuhkan selama
hamil 17 mg (Soebroto, 2010).
Wanita yang
berumur <20 tahun atau >35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu
hamil maupun janinnya. Berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu
mengalami anemia. Usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia adalah semakin
rendah usia ibu hamil maka samakin rendah kadar Hemoglobin. Penelitian Herlina
(2009), di Bogor menunjukan adanya kecenderungan semakin tua umur ibu hamil
maka kejadian anemia semakin besar.
Umur >35 tahun
mempunyai risiko untuk hamil karena umur >35 tahun, dimana alat reproduksi
ibu hamil sudah menurun dan kekuatan untuk mengejan saat melahirkan sudah
berkurang sehingga anemia pun terjadi pada saat ibu hamil umur <35 tahun
(Sarwono 2006).
2.4.2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu
baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan
mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak
memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi
untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya (Herlina, 2009).
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman
ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi >3 mempunyai angka kematian maternal lebih
tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada
paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko
pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.
Sebagian kehamilan pada paritas adalah tidak direncanakan (Herlina, 2009).
Paritas >3 tahun
dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan, seperti
meningkatkan risiko terjadinya kematian janin didalam kandungan dan
pendarahan sebelum dan setelah melahirkan, lebih sering dijumpai pada wanita
hamil yang anemia dan hal ini dapat berakibat vatal, sebab wanita hamil yang
anemia tidak dapat mentoleransi kehilangan darah (Soebroto, 2010).
Kecendrungan bahwa semakin banyak
jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia
(Wahyudin, 2008).
Jarak kehamilan adalah
waktu sejak ibu hamil sampai terjadi kelahiran berikut. Jarak kelahiran terlalu
dekat dapat menyebabkan terjadi anemia (Wahyudin, 2008).
Salah satu
penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita hamil adalah
jarak kehamilan pendek (Herlina, 2009).
Jarak kehamilan
yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia, karena kondisi ibu
masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi belum optimal, sudah
harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandungnya (Fahriansjah, 2009).
Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa responden paling banyak menderita
anemia pada jarak kehamilan <2 tahun. Hasil uji memperlihatkan bahwa jarak
kelahiran mempunyai risiko lebih besar terhadap kejadian anemia (Fahriansjah, 2009).
2.4.4 Frekuensi Antenatal Care
ANC adalah pelayanan ibu hamil dan janinnya oleh
tenaga professional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan
selama kehamilan. 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali
pada trimester III. Dengan pemeriksaan ANC kejadian anemia dapat dideteksi
sedini mungkin sehingga dapat diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil
(Wahyudin, 2008)
Pelayananan antenatal care adalah
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional yaitu Dr.
Ginekologi dan Bidan serta memenuhi syarat 7 T (BB, TD, TFU, TT, Tablet Fe, Tes
PMS, Temu wicara). Penelitian ini tidak menunjukkan semakin rendah frekuensi
antenatal care, maka semakin tinggi angka kejadian anemia (Fariansjah, 2009).
2.4.5
Status Gizi
Terjadinya anemia pada ibu hamil dimungkinkan karena
pada saat kehamilan salah satunya yaitu ibu hamil mengalami masalah gizi yaitu
status gizi KEK yang disebabkan asupan makan yang kurangnya, sehingga
cadangan zat besi dalam tubuh berkurang, kurangnya pemanfaatan perawatan selama
kehamilan atau ANC (Ante Natal Care) pada ibu selama kehamilan berlangsung yang
mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil tidak terpantau
dengan baik status gizi dan kadar Hb (Wahyudin, 2008).
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari
yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan
produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang
harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan
yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu (Fariansjah, 2009).
Penelitian menunjukkan adanya kecendrungan bahwa semakin
kurang baik pola makan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia
(Fariansjah, 2009).
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN
HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam suatu penelitian
adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur
melalui penelitian yang akan dilakukan. Konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui konstruk atau yang lebih
dikenal dengan nama variabel. Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki
oleh anggota-anggota kelompok yang berbeda dengan kelompok lain. Variabel
dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen (bebas, sebab, mempengaruhi)
dan variabel dependen (tergantung, akibat, terpengaruh) (Notoarmojo, 2005).
Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah umur, paritas,
jarak kehamilan, frekuensi antenatal care, dan status gizi
( Herlina, 2008). Tidak semua
faktor diteliti karena keterbatasan kemampuan dan waktu penelitian, peneliti
hanya meneliti faktor umur, paritas, dan jarak kehamilan.
Adapun
variabel penelitian ini secara sistematis akan digambarkan pada kerangka konsep
di bawah ini:
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Bagan
3.1
Kerangka
Konsep
3.2
Definisi Operasional
3.2.1
Variabel Dependen
Anemia
1.
Pengertian : Ibu
hamil dengan anemia berdasarkan catatan Kohort
dengan kadar hemoglobin <11 gr%
2.
Cara
ukur :
Mencatat Data Kohort
3.
Alat
ukur :
Check List
4.
Hasil
ukur : 1. Anemia :
Bila kadar Hb ibu hamil <11 gr%
: 2. Tidak anemia : Bila kadar Hb ibu
hamil ≥11 gr%
5. Skala
ukur :
Ordinal
3.2.2
Variabel Independen
Umur
1. Pengertian : Usia ibu
pada saat hamil sekarang yang tercatat di Kohort
2. Cara
ukur : mencatat Data Kohort
3. Alat
ukur : Check list
4. Hasil
ukur : 1. Risiko tinggi : Jika umur ibu hamil <20 - >35 tahun
:
2. Risiko rendah : Jika umur ibu hamil 20 – 35 tahun
5. Skala
Ukur: Ordinal
Paritas
1. Pengertian : Jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu
baik lahir
hidup maupun mati
2. Cara
ukur : Mencatat Data Kohort
3. Alat
ukur : Check List
4.
Hasil
ukur : 1. Tinggi : Bila
jumlah anak >3 orang
:
2. Rendah : Bila
jumlah anak ≤3 orang
5. Skala
Ukur: Ordinal
Jarak Kehamilan
1. Pengertian : Jarak kehamilan sebelumnya dengan kehamilan
sekarang.
2. Cara ukur : Mencatat Data Kohort
3. Alat ukur : Check List
4. Hasil ukur : 1. Risiko :
Jika jarak kehamilan <2 tahun
: 2. Tidak risiko : Jika jarak kehamilan ≥2 tahun
5. Skala Ukur : Ordinal
3.3
Hipotesis
1. Ada
hubungan umur ibu dengan kejadian anemia di wilayah Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010.
2. Ada
hubungan paritas dengan kejadian anemia di wilayah Puskesmas Gandus Palembang
tahun 2010.
3.
Ada
hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia di Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010.
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Metode penelitian ini adalah survey analitik yaitu
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional
dimana variabel indevenden pada penelitian ini umur, paritas, dan jarak
kehamilan sebagai variabel individu dan ibu hamil yang terkena anemia sebagai
variabel dependen dalam waktu bersamaan (Notoadmodjo, 2005).
4.2
Populasi penelitian
Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoadmodjo,
2005).
Populasi dalam
penelitian adalah semua ibu hamil pada trimester III yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010 berjumlah 750 orang.
4.3
Sample Penelitian
Sampel adalah sebagian diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoadmodjo, 2005)
Sample
penelitian ini adalah ibu hamil pada trimester III yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.
1.
Besar Sampel
Besar sampel
penelitian di hitung dengan rumus dari (Notoadmodjo, 2005)
n =
Keterangan:
N : Besar populasi
n : Besar
sampel
d : Penyimpanan terhadap populasi atau derajat ketetapan yang diinginkan
(0,1)
2.
Cara Pengambilan Sampel
Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode Rondom Sampling (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel secara acak sederhana
(Notoatmodjo, 2005).
4.4
Lokasi dan Waktu Penelitian
4.4.1
Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Puskesmas
Gandus Palembang tahun 2011.
4.4.2
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Maret – Juli tahun 2011.
4.5
Teknik
dan Instrumen Pengumpulan Data
4.5.1
Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dilakukan
peneliti dengan mencatat data Kohort. Data sekunder yaitu data diperoleh
dari suatu lembaga atau instalasi. Penelitian ini langsung diperoleh dari
mencatat data Kohort seluruh ibu hamil yang pernah memeriksakan
kehamilan di Puskesmas Gandus Palembang tahun 2011 berdasarkan karakteristik
umur paritas dan jarak kehamilan.
4.5.2
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen
pengumpulan data menggunakan Check List. Check List adalah suatu daftar
penggerak, berisi nama subjek dan beberapa gejala atau identitas dari sasaran
pengamatan.
4.6
Pengolahan Data
4.6.1
Coding
(Pengkodean)
Data yang didapat dari Kohort
diklasifikasikan menurut jenis/klasifikasi dengan menggunakan kode
4.6.2
Editing
(Pengeditan data)
Editing
adalah meneliti kembali apakah data yang sudah didapat dari Kohort sudah
cukup baik untuk segera diproses lebih lanjut.
4.6.3
Entry Data
(Pemasukan Data)
Data
– data yang telah diberi kode selanjutnya dimasukkan ke dalam table atau
perangkat computer yang sudah disediakan.
4.6.4
Cleaning Data
(Pembersihan data)
Data
diperiksa kembali sehingga benar–benar bebas dari kesalahan sehingga dapat
diuji kebenarannya.
4.7
Analisa Data
4.7.1
Analisa Univariat
Analisa
Univariat bertujuan untuk mendapatkan gambar dengan melihat distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap variabel yaitu guna mendapatkan gambaran
dari variabel dependen yaitu kejadian anemia pada ibu hamil dan variabel
independen yaitu umur paritas dan jarak kehamilan.
4.7.2
Analisa Bivariat
Analisa
Bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel bebas (umur, paritas
dan jarak kehamilan) dan variabel terikat (anemia pada ibu hamil) dengan
menggunakan uji ststistik Chi – Square (X2) dan tingkat
kemaknaan α=0,05 serta Confident Interval (CI= 95%).
BAB
V
HASIL
PENELITIAN
5.1 Gambaran
Umum Puskesmas Gandus Palembang
5.1.1 Gambaran
Wilayah
1. Lokasi
Puskesmas Gandus
ini terletak di jalan TP.H.Sopjan Kenawas Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus
Kota Palembang yang lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau oleh
masyarakat karena berada ditepi jalan raya dan dilalui angkutan umum.
Kondisi alam
wilayah kerja Puskesmas Gandus beragam terdiri dari sungai besar dan anak
sungai, rawa, perbukitan yang mana masing-masing daerah memiliki karakteristik
tertentu. Sebagian dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan sebagian lagi
hanya dapat dilalui kendaraan roda dua bahkan terdapat juga daerah yang hanya
dapat dicapai dengan kendaraan sungai dan jalan kaki.
Puskesmas Gandus
dibangun tahun 1980 diatas tanah seluas 1.254 M2 dengan panjang 57 M dan lebar
22 M dengan luas bangunan seluruhnya 518 M2. Pada tahun 2006 Puskesmas Gandus
mendapat bantuan dari SCHS untuk merehab kondisi gedung Puskesmas yang lama
dengan luas bangunan 196 M2 sehingga Puskesmas Gandus mempunyai Gedung Utama.
Puskesmas
Gandus terdiri dari 4 unit Puskesmas Pembantu, 1 unit klinik terapung, 1 unit
puskeskel, yaitu sebagai berikut :
I.
Puskesmas Pembantu :
1.
Puskesmas Pembantu Air Itam Pulokerto
2.
Puskesmas Pembantu Suak Bujang
3.
Puskesmas Pembantu Karang Anyar
4.
Puskesmas Pembantu 36 Ilir
II. 1
Unit Klinik Terapung Pulokerto
III. 1
Unit Poskeskel Karang Jaya
5.1.2
Demografi Puskesmas Gandus Palembang
Tabel 5.1
Demografi Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010
No
|
Data
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Jumlah
Penduduk
|
56449
|
Jiwa
|
2
|
Penduduk
Laki-laki
|
27787
|
Jiwa
|
3
|
Penduduk
Perempuan
|
28662
|
Jiwa
|
4
|
Bayi
(0-1 tahun)
|
1411
|
Jiwa
|
5
|
Batita
(1-3 tahun)
|
3057
|
Jiwa
|
6
|
Balita
(3-5 tahun)
|
2459
|
Jiwa
|
7
|
PUS
|
9313
|
Jiwa
|
8
|
Bumil
|
1467
|
Jiwa
|
9
|
Bulin
|
1411
|
Jiwa
|
10
|
Usia
Laki-laki (> 60 tahun)
|
2386
|
Jiwa
|
11
|
Usia
Perempuan (> 60 tahun)
|
2825
|
Jiwa
|
12
|
KK
|
13116
|
KK
|
13
|
Sasaran
Gakin
|
1428
|
KK
|
14
|
RT
|
160
|
RT
|
15
|
RW
|
40
|
RW
|
16
|
Posyandu
|
41
|
Unit
|
17
|
Kader
Kesehatan
|
205
|
Orang
|
Sumber :
Data Demografi Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2010.
5.1.3 Staf dan tenaga Kesehatan di Puskesmas Gandus
Keterangan di Puskesmas Gandus termasuk 4 Pustu, 1 Klinik
Terapung, 1 Unit Peskeskel sebagai berikut :
Tabel 5.2
No
|
Jabatan
Pegawai
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Dokter
Umum
|
4
Orang
|
|
2
|
Dokter
Spesialis Peny.Dalam
|
1
Orang
|
|
3
|
Dokter
Spesialis Kebidanan
|
1
Orang
|
|
4
|
Dokter
Gigi
|
1
Orang
|
|
5
|
Sarjana
Kesehatan Masyarakat
|
5
Orang
|
|
6
|
Sarjana
Keperawatan, Ns
|
2
Orang
|
1
Orang Honda
|
7
|
Perawat
Diploma III
|
5
Orang
|
2
Orang Honda
|
8
|
Perawat
SPK
|
2
Orang
|
|
9
|
Perawat
Gigi
|
2
Orang
|
|
10
|
Bidan
Diploma III
|
6
Orang
|
|
11
|
Bidan
Diploma I
|
-
|
|
12
|
Sanitarian
Diploma I
|
1
Orang
|
|
13
|
Analis
Kesehatan
|
1
Orang
|
|
14
|
Asisten
Apoteker
|
2
Orang
|
|
15
|
Petugas
Gizi Diploma III
|
1
Orang
|
|
16
|
Petugas
Gizi Diploma I
|
1
Orang
|
|
17
|
Tata
Usaha
|
4
Orang
|
2
Orang loket
|
18
|
Administrator
Kesehatan S I
|
2
Orang
|
|
Sumber : Data Demografi Puskesmas Gandus Palembang Tahun
2010.
5.1.4 Fasilitas dan Sarana Pelayanan
Di dalam Puskesmas
Gandus mempunyai bebeapa unit ruangan, sebagai tempat melaksanakan kegiatan
yang ada di dalam Puskesmas :
Gedung Utama 1 (Yang direhab SCHS) terletak dibagian
depan terdiri dari ruangan tempat
memberikan pelayanan kepada mastarakat terdiri dari :
1. Ruang
Pimpinan Puskesmas Gandus 9 M2
2. Ruang
Loket12,5 M2
3. Ruang
Apotek 9 M2
4. Ruang
BP 12,5 M2
5.
Ruang
Imunisasi dan Kesehatan Lingkunagan 12 M2
6. Ruang
MTBS 9 M2
7. Ruang
Tunggu 24 M2
8. Gudang
9 M
9. WC
2 Buah 12 M2
Gedung
Utama 2 Terdiri dari :
1.
Ruang
Poli Gigi dan Mulut 12,5 M2
2.
Ruang
KIA KB/ Spesialis Kandungan 15 M2
3. Ruang
Tata Usaha 9 M2
4. Ruang
Perpustakaan 9 M2
5. Ruang
Tunggu 9 M2
6. WC
6 M2
7. Ruang
Perawatan 24 M2
Gedung
3 Terdiri dari :
1.
Laboratorium
dengan ukuran 3 m x 6 m = 18 M2
Gedung
4 Terdiri dari :
1. Gudang
Obat 12 M2
2. Gizi
24 M2
3. Ruang
Jaga Petugas 9 M2
4. WC
4,5 M2
Gedung
5 terdiri dari :
1. Rumah
Dinas 54 M2
Puskesmas Gandus secara rutin melaksanakan
minilokarya yang diadakan setiap bulan yaitu pada hari selasa minggu keempat.
Minilokarya ini bertujuan untuk membahas pencapaian dan kendala pada setiap
program, masalah-masalah yang ada di Puskesmas Gandus dan hasil dari penataran
Pimpinan dan seluruh Staf Puskesmas.
Puskesmas Gandus sendiri mempunyai Indicator PHBS di
tatanan Puskesmas Gandus :
1. Tersedia
air bersih yang memenuhi syarat
2. Tersedia
jamban yang memenuhi syarat
3. Tersedia
tempat sampah yang tertutup
4.
Tersedia
Poster kesehatan paling sedikit 3 macam di rungan tunggu
5.
Tersedia
radio kaset penyuluhan paling sedikit 3 macam
6.
Ada
petugas kesehatan yang terampil penyuluh
a. Tatanan
PHBS di Puskesmas Gandus di Institusi Pendidikan
b. Pembelajaran
di Puskesmas Gandus dilaksanakan setiap minggu keempat setiap bulan berguna
untuk menambah wawasan dan kemampuan seluruh staf Puskesmas Gandus
7.
Tidak
merokok, tidak ada asbak dan abunya
8. Semua
petugas punya kuku pendek dan bersih
1.
Visi
Tercapainya masyarakat Kecamatan Gandus Sehat yang
bertumpu pada pelayanan kesehatan bermutu dan peran serta masyarakat.
2. Misi
1. Meningkatkan
kemampuan propesionalisme tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat
2. Memelihara
dan meningkatkan mutu, pemerataan, keterjangkawan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas, Pustu, Poskeskel, Posyandu Kecamatan Gandus
3. Menyelenggarakan
pembangunan masyarakat berwawasan kesehatan di wilayah Kecamatan Gandus
4.
Meningkatkan
sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu.
3. Motto
Anda
sehat kami bangga.
5.2 Analisis Data
5.2.1 Analisis Univariat
Analisa
univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
variabel independen (umur, paritas, dan jarak kehamilan), dan variabel dependen
(ibu hamil dengan anemia). Ditampilkan
dalam bentuk tabel dan teks yang akan diuraikan sebagai berikut :
1.
Kejadian Anemia
Populasi pada
penelitian ini sebanyak 750 orang dengan besar sampel 150 sampel dengan desain
penelitian Cross Sectional.
2.
Umur
Berdasarkan karakteristik umur responden
dibagi menjadi dua kategori yaitu risiko tinggi (<20 - >35 tahun), dan
risiko rendah (20 – 35 tahun). Adapun tabel distribusi frekuensinya sebagai
berikut :
Tabel
5.3
Distribusi
Frekuensi Kejadian Anemia Berdasarkan Kelompok Umur
di Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010
No
|
Umur
|
Anemia
|
Tidak
Anemia
|
||
f
|
%
|
f
|
%
|
||
1
|
Risiko tinggi
|
28
|
50,0
|
28
|
50,0
|
2
|
Risiko rendah
|
21
|
22,3
|
73
|
77,7
|
Berdasarkan
tabel 5.3 kejadian anemia banyak terjadi pada responden dengan kelompok umur
risiko tinggi sebesar 28 orang (50,0%), sedangkan pada umur risiko rendah
sebesar 21 orang (22,3%).
3. Paritas
Paritas
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu paritas tinggi (>3 orang anak), dan paritas
rendah (<3 orang anak). Adapun tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut
:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Berdasarkan Tingkat Paritas
di Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010
No
|
Paritas
|
Anemia
|
Tidak
Anemia
|
||
f
|
%
|
f
|
%
|
||
1
|
Paritas tinggi
|
28
|
50,9
|
27
|
49,1
|
2
|
Paritas rendah
|
21
|
22,1
|
74
|
77,9
|
Berdasarkan tabel 5.4 kejadian anemia
banyak terjadi pada responden dengan tingkat paritas tinggi yaitu sebesar 28
orang (50,9%), sedangkan pada tingkat paritas rendah sebesar 21 orang (22,1%).
4. Jarak
Kehamilan
Jarak kehamilan dikelompokkan
menjadi dua kategori yaitu risiko jika jarak kehamilan (<2 tahun), dan
risiko rendah jika jarak kehamilan (≥2
tahun). Adapun tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut :
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia
Berdasarkan Jarak Kehamilan
di Puskesmas Gandus
Palembang
Tahun 2010
No
|
Jarak
Kehamilan
|
Anemia
|
Tidak
Anemia
|
||
f
|
%
|
f
|
%
|
||
1
|
Risiko tinggi
|
28
|
48,3
|
30
|
51,7
|
2
|
Risiko rendah
|
21
|
22,8
|
71
|
77,2
|
Berdasarkan tabel 5.5 kejadian anemia
banyak terjadi pada responden dengan jarak kehamilan risiko tinggi sebesar 28
orang (48,3%), sedangkan risiko rendah sebesar 21 orang (22,8%).
5.2.1 Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen (umur, paritas, dan jarak kehamilan),
dengan variabel dependen (ibu hamil dengan anemia) dengan menggunakan uji
ststistik Chi-Square (X²) pada α=0,05 dan CI 95%.
1.
Hubungan
Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel
umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.6
Hubungan Umur
Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
di Puskesmas Gandus
Palembang
Tahun 2010
Umur
|
Anemia
Pada Ibu Hamil
|
Total
|
α
|
X²
|
OR
(CI95
%)
|
|||
Ya
|
%
|
Tidak
|
%
|
|||||
Risiko
tinggi
|
28
|
50,0
|
28
|
50,0
|
56
|
0,000
|
12,206
|
3,4
1,702-7,100
|
Risiko
rendah
|
21
|
22,8
|
73
|
77,7
|
94
|
Berdasarkan tabel 5.6
kejadian anemia banyak terjadi pada responden dengan kelompok umur risiko
tinggi sebesar 28 orang (50,0%), sedangkan pada umur risiko rendah sebesar 21
orang (22,3%).
Berdasarkan hasil uji
statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai α=0,000 (X²=12,206)
dan CI 95% = 1,702-7,100. hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan kejadian anemia. Nilai OR=3,4. Hal ini dapat
dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok umur risiko tinggi mempunyai risiko
untuk mengalami anemia sebesar 3,4 kali.
2.
Hubungan
Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel
Paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.7
Hubungan Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
di Puskesmas Gandus Palembang
Tahun 2010
Paritas
|
Anemia
Pada Ibu Hamil
|
Total
|
α
|
X²
|
OR
(CI95
%)
|
|||
Ya
|
%
|
Tidak
|
%
|
|||||
Tinggi
|
28
|
50,9
|
27
|
49,1
|
55
|
0,000
|
13,139
|
3,6
1,784-7,486
|
Rendah
|
21
|
22,1
|
74
|
77,9
|
95
|
Berdasarkan tabel 5.7 kejadian
anemia banyak terjadi pada responden dengan kelompok tingkat paritas tinggi
yaitu sebesar 28 orang (50,9%), sedangkan pada kelompok tingkat paritas rendah
sebesar 21 orang (22,1%).
Berdasarkan hasil uji
statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai α=0,000 (X²=13,139)
dan CI 95% = 1,784-7,486. Hal
ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan
kejadian anemia. Nilai OR=3,6, hal ini dapat dikatakan bahwa ibu hamil pada
kelompok tingkat paritas tinggi mempunyai risiko untuk mengalami anemia sebesar
3,6 kali.
3.
Hubungan
Jarak kehamilan Dengan Kejadian Anemia pada Ibu hamil
Penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel
jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.8
Tabel 5.8
Hubungan
Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
di Puskesmas
Gandus Palembang
Tahun 2010
Jarak
Kehamilan
|
Anemia
Pada Ibu Hamil
|
Total
|
α
|
X²
|
OR
(CI95
%)
|
|||
Ya
|
%
|
Tidak
|
%
|
|||||
Risiko
|
28
|
48,3
|
30
|
51,7
|
58
|
0,001
|
10,475
|
3,1
1,553-6,410
|
Tidak
risiko
|
21
|
22,8
|
71
|
77,2
|
92
|
Berdasarkan tabel 5.8
kejadian anemia banyak terjadi pada responden dengan kelompok jarak kehamilan
risiko tinggi sebesar 28 orang (48,3%), sedangkan risiko rendah sebesar 21
orang (22,8%).
Berdasarkan hasil uji
statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai α=0,001 (X²=10,475)
dan CI 95% = 1,553-6,410. hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan kejadian anemia. Nilai OR=3,1. Hal ini dapat
dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok tingkat paritas tinggi mempunyai risiko
untuk mengalami anemia sebesar 3,1 kali.
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini
menggunakan desain penelitian Cross-Sectional, dengan variabel
independen (umur, paritas, dan jarak kehamilan), dan variabel dependen (ibu
hamil dengan anemia). Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 13 juni – 18 juni
2011 selama 1 minggu, dengan menggunakan Chek list sebagai alat
pengumpulan data dengan menggunakan uji statistik Chi-Square (X²) dengan
α=0,05 dan CI 95%.
6.1 Umur
Berdasarkan hasil
penelitian unuvariat didapat bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
responden dengan kelompok umur risiko tinggi sebesar 28 orang (50,0%),
sedangkan pada umur risiko rendah sebesar 21 orang (22,3%).
Berdasarkan hasil uji
statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai α=0,000 (X²=12,206)
dan CI 95% = 1,702-7,100. hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan kejadian anemia. Nilai OR=3,4. Hal ini dapat
dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok umur risiko tinggi mempunyai risiko
untuk mengalami anemia sebesar 3,4 kali.
Menurut Ridwan (2004), analisis hubungan umur ibu dengan kejadian anemia
dan responden yang paling banyak menderita anemia adalah responden dengan umur
<20 dan >35 tahun sebanyak 20 orang (74,1%) dan pada umur 20-35 tahun
sebanyak 51 orang (50.5%) yang menderita anemia.
Hasil analiis
uji statistik diperoleh nilai OR sebesar 2.8 dengan nilai CI 95% = 1.089-7.207.
Umur seorang ibu
berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan
aman adalah umur 20–35 tahun. Kehamilan diusia <20 dan >35 tahun dapat
menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia <20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang
sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian
terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan
pada usia >35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh
serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil analisis
didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kajadian
anemia, dengan OR sebesar 2,801 dengan nilai CI 95% = 1,089 – 7,207.
Menurut Sarwono (2006),
Umur >35 tahun mempunyai risiko untuk hamil karena umur >35 tahun, dimana
alat reproduksi ibu hamil sudah menurun dan kekuatan untuk mengejan saat
melahirkan sudah berkurang sehingga anemia pun terjadi pada saat ibu hamil umur
>35 tahun.
Menurut Wahyudin
(2008), keadaan yang membahayakan saat hamil dan meningkatkan bahaya terhadap
bayinya adalah saat usia <20 tahun atau >35 tahun. Kejadian anemia pada
ibu hamil pada usia <20 tahun, karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi
lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang akan di
kandungnya.
Menurut
Pahriansjah (2009), secara teori umur <20 tahun secara biologis mentalnya
belum optimal dengan emosi yang cenderung labil, mental yang belum matang
sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kekurangan perhatian
terhadap pemenuhan kebutuhan zat gizi terkait dengan pemunduran dan penurunan
daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Berbagai
faktor yang saling berpengaruh dan tidak menutup kemungkinan usia yang matang
sekalipun untuk hamil yaitu usia 25-35 tahun angka kejadian anemia jauh lebih
tinggi.
Menurut Soebroto
(2010), umur <20 tahun membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan
pertumbuhan diri sendiri serta janin yang akan dikandungnya. Sedangkan zat besi
yang dibutuhkan selama hamil sebanyak 17 mg.
Hasil penelitian ini
menujukkan bahwa ada hubungan yang disebabkan karena ibu pada kelompok umur
<20 tahun membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri
sendiri serta janin yang akan dikandungnya. Sedangkan zat besi yang dibutuhkan
selama hamil sebanyak 17 mg, jika kebutuhan zat besi tidak mencukupi maka dapat
menyebabkan anemia. Umur >35 tahun mempunyai risiko untuk hamil karena umur
>35 tahun, dimana alat reproduksi ibu hamil sudah menurun dan berkurang
sehingga dapat terjadi anemia.
6.2 Paritas
Berdasarkan hasil
penelitian unuvariat didapat bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
responden dengan kelompok tingkat paritas tinggi yaitu sebesar 28 orang
(50,9%), sedangkan pada kelompok tingkat paritas rendah sebesar 21 orang
(22,1%).
Berdasarkan hasil uji
statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai α=0,000 (X²=13,139)
dan CI 95% = 1,784-7,486. hal ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan kejadian anemia. Nilai OR=3,6. Hal ini dapat
dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok tingkat paritas tinggi mempunyai risiko
untuk mengalami anemia sebesar 3,6 kali.
Menurut Ridwan (2004), analisis hubungan paritas dengan kejadian anemia dan
responden yang paling banyak menderita anemia adalah pada paritas 2-3 dengan
jumlah 61 orang (62,5%) dan terendah pada responden yang paritas <1 / >4
dengan jumlah 10 orang (54,5%). Hasil analisis uji statistik diperoleh nilai OR
sebesar 1,393 dengan nilai CI 95% = 0,474 – 4,096.
Paritas adalah
jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun
lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami
anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Karena selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara parites dengan kejadian anemia pada ibu hamil, karena nilai 1
berada antara batas bawah dan batas atas dengan OR sebesar 1,393 dengan nilai
CI 95% = 0,474 - 4,096.
Menurut
Fahriansjah (2009), paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu
baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan
mempunyai risiko untuk mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak
memperhatikan nutrisi karena selama hamil zat gizi akan terbagi untuk ibu dan
janin yang dikandungnya.
Menurut
Sarwono (2006), menyatakan bahwa paritas merupakan paling aman ditinjau dari
sudut kematian maternal. Paritas tinggi >3 mempunyai angka kematian maternal
lebih tinggi, lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada
paritas I dapat ditengani dengan asuhan obstetric lebih baik, sedangkan risiko
pada paritas tinggi dapat dikurangi/ dicegah dengan keluarga berencana.
Menurut Soebroto (2010), paritas
>3 tahun dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, seperti meningkatkan risiko terjadinya kematian janin didalam
kandungan dan pendarahan sebelum dan setelah melahirkan, lebih sering dijumpai
pada wanita hamil yang anemia dan hal ini dapat berakibat vatal, sebab wanita
hamil yang anemia tidak dapat mentoleransi kehilangan darah.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan Seorang ibu yang sering
melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila
tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat – zat gizi akan
terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.
6.3 Jarak
Kehamilan
Berdasarkan
hasil penelitian unuvariat didapat bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
responden dengan kelompok jarak kehamilan risiko tinggi sebesar 28 orang
(48,3%), sedangkan risiko rendah sebesar 21 orang (22,8%).
Berdasarkan
hasil uji statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai α=0,001 (X²=10,475) dan CI 95% = 1,553-6,410. hal ini
dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian
anemia. Nilai OR=3,1. Hal ini dapat dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok
tingkat paritas tinggi mempunyai risiko untuk mengalami anemia sebesar 3,1
kali.
Menurut Ridwan (2004), analisis hubungan jarak
kehamilan dengan kejadian anemia dan responden yang paling banyak menderita
anemia adalah responden dengan jarak kehamilan <2 tahun sebanyak 41 orang
(66,1%), dan terendah pada responden dengan jarak kehamilan >2 tahun
sebanyak 30 orang (45.5%).
Hasil analiis uji statistik diperoleh nilai OR sebesar 2.343 dengan nilai CI 95% = 1.146 - 4.790. Jarak kehamilan adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat–zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
Hasil analiis uji statistik diperoleh nilai OR sebesar 2.343 dengan nilai CI 95% = 1.146 - 4.790. Jarak kehamilan adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat–zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa reponden
paling banyak menderita anemia pada jarak kehamilan <2 tahun. Hasil uji
memperlihatkan bahwa jarak kelahiran mempunyai risiko lebih besar terhadap
kejadian anemia, karena nilai 1 berada antara batas bawah dan batas atas dengan
OR sebesar 2,343 dengan nilai CI 95% = 1,146 - 4,790.
Menurut
Wahyudin (2008), Jarak kehamilan adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadi
kelahiran berikut. Jarak kelahiran terlalu dekat dapat menyebabkan terjadi
anemia.
Menurut
Fahriansjah (2009), Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya
anemia pada wanita hamil adalah jarak kehamilan pendek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
responden paling banyak menderita anemia pada jarak kehamilan <2 tahun.
Hasil uji memperlihatkan bahwa adanya hubungan antara jarak kelahiran <2
tahun dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan
terjadinya anemia karena kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan
zat-zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang
dikandungnya.
BAB
VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
7.1.1 Ada
hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai α=0,000 (X²=12,206) dan CI 95% = 1,702-7,100. hal ini
dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian
anemia. Nilai OR=3,4. Hal ini dapat dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok
umur risiko tinggi mempunyai risiko untuk mengalami anemia sebesar 3,4 kali.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada hubungan ibu pada kelompok umur <2 tahun membutuhkan
zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta janin yang
dikandungnya. Sedangkan zat besi yang dibutuhkan selama hamil sebanyak 17 mg,
jika kebutuhan zat besi tidak mencukupi maka dapat menyebabkan anemia, Untuk
>35 tahun mempunyai risiko untuk hamil karena >35 tahun, dimana alat
reproduksi ibu hamil sudah menurun dan kekuatan untuk mengejan saat melahirkan
sudah berkurang sehingga anemia pun terjadi pada saat ibu hamil umur >35
tahun.
7.1.2 Ada
hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai α=0,000 (X²=13,139) dan CI 95% = 1,784-7,486. hal ini
dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian
anemia. Nilai OR=3,6. Hal ini dapat dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok
tingkat paritas tinggi mempunyai risiko untuk mengalami anemia sebesar 3,6
kali.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan Seorang ibu yang sering
melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila
tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat – zat gizi akan
terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.
7.1.3
Ada hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square (X²)
dapat dilihat bahwa nilai α=0,001 (X²=10,475) dan CI 95% = 1,553-6,410. hal ini
dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian
anemia. Nilai OR=3,1. Hal ini dapat dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok
tingkat paritas tinggi mempunyai risiko untuk mengalami anemia sebesar 3,1
kali.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan responden paling banyak menderita
anemia pada jarak kehamilan <2 tahun. Hasil uji memperlihatkan bahwa adanya
hubungan antara jarak kelahiran <2 tahun dengan kejadian anemia pada ibu
hamil. Jarak kehamilan
yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia karena kondisi ibu masih
belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi belum optimal, sudah harus
memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandungnya.
7.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka ada beberapa saran yang diajukan, meliputi :
7.2.1
Bagi
Petugas Kesehatan Puskesmas Gandus Palembang
Diharapkan
kepada pihak Puskesmas Gandus Palembang khususnya petugas ruang kebidanan dapat
meningkatkan penyuluhan kepada remaja, PUS (pasangan usia subur) dan ibu hamil
terutama tentang komplikasi pada anemia pada ibu hamil dengan mengembangkan
program KIE (komunikasi, informasi, edukasi, dan konseling) mengenai penenganan
secara dini tentang komplikasi yang mungkin terjadi sehingga AKI dan AKB dapat
menurun.
7.2.2 Bagi
Institusi Pendidikan
Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
sumber-sumber bacaan baik buku-buku maupun majalah kesehatan tentang anemia
yang dapat digunakan untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta dapat digunakan
untuk melengkapi refrensi perpustakaan yang menunjang penelitian selanjutnya.
7.2.3 Bagi
Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar dapat meneliti variabel
lain seperti ANC dan Status Gizi yang dan mencakup penelitian yang lebih luas
dengan metode penelitian yang berbeda seperti Case Kontrol dan Kohort. Terutama
yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Sehingga penelitian
tentang anemia pada kehamilan dapat terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin. 2007. Studi Kasus Kontrol
Anemia Ibu Hamil. Journal medica Unhas (http://ridwanamiruddin.wordpress.com. Diakses
tanggal 12 Maret 2011).
Fahriansjah, FW. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan
Kejadian Anemia di Rumah Sakit Bersalin SITI KHADIJAH 1V MAKASSAR Periode
Januari – Desember2008.(http://asramamedicafkunhas.blogspot.com/2009/04/hhubungan-karakteristik-ibu-hamil-dengan.html, Diakses
tanggal 12 maret 2011).
Fatmah. 2008. Gizi Dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Hani, Ummi. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta
: Salemba Medika.
Herlina, Nina dkk. 2009. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. (http://irvantonius.blogspot.com/2010/02/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan_07.html, Diakses
tanggal 12 maret 2011).
Kusumawardani, Endah. 2010. Waspada Penyakit Darah Mengintai
Anda. Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
YBP-SP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
YBP-SP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
YBP-SP.
Ridwan. 2004. Studi Kasus Kontrol Anemia Ibu
Hamil. Journal medica Unhas (http://ridwanamiruddin.wordpress.com. Diakses tanggal 07 maret 2011).
SDKI, 2003. Kematian maternal. (http://himapid.blogspot.com/2009/03/kematian
maternal.html. diakses 05 maret 2011).
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
|
|
Tarwoto, Ns dkk. (2007). Buku Saku Anemia
Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Media.
Varney. 2004, Ilmu Kebidanan, Bandung
: Sekoloa Publisher.
Wahyudin. 2008, Studi Kasus Kontrol Anemia
Ibu Hamil. (http://wikimedia.
Blokspot.com/2010/04/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan.html, Diakses
tanggal 11 maret 2011).
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : YBP-SP.
0 komentar:
Posting Komentar